Selasa, 07 Juni 2011

HUKUM II TERMODINAMIKA.


Efisiensi (daya guna mesin)
Dalam hukum II Termodinamika akan dibahas perubahan kalor menjadi energi mekanik melalui sebuah mesin, dan ternyata belum ada sebuah mesinpun yang dapat mengubah sejumlah kalor menjadi energi mekanik seluruhnya.
Sebuah mesin diberi energi berupa kalor Q1 pada suhu tinggi T1, sehingga mesin melakukan usaha mekanik W. Energi yang dibuang berupa kalor Q2 pada suhu T2, maka effisiensi mesin adalah :

Menurut Carnot untuk effisiensi mesin carnot berlaku pula :
 
Sebenarnya tidak ada mesin yang mempunyai effisiensi 100 % dan dalam praktek effisiensi mesin kurang dari 50 %.




LATIHAN SOAL

1.      Sebuah mesin Carnot yang reservoir suhu tingginya pada 127 oC menyerap 100 kalori dalam tiap-tiap siklus pada suhu ini dan mengeluarkan 80 kalori ke reservoir suhu rendah. Tentukanlah suhu reservoir terakhir ini.

2.      Berapakah effisiensi suatu mesin yang menerima 200 kalori dari sebuah reservoir bersuhu 400 oK dan melepaskan 175 kalori ke sebuah reservoir lain yang bersuhu    320 oK. Jika mesin tersebut merupakan mesin carnot berapakah effisiensinya.

3.      Hitunglah effisiensi ideal dari suatu mesin Carnot yang bekerja antara 100 oC dan     400 oC.

4.      Sebuah mesin carnot yang menggunakan reservoir suhu rendah pada 7 oC, daya gunanya 40 %. Kemudian daya gunanya diperbesar 50 %. Berapakah reservoir suhu tingginya harus dinaikkan.

5.      Mesin Carnot bekerja di antara dua reservoir panas yang bersuhu 400 oK dan 300oK. Jika dalam tiap siklus, mesin menyerap panas sebanyak 1.200 kalori dari reservoir yang bersuhu 400 oK, maka berapakah panas yang dikeluarkan ke reservoir yang bersuhu 300 oK.

6.      Sebuah mesin carnot bekerja diantara 450 oC dan 50oC. Berapakah effisiensinya ?



----o0o-----
PERUMUSAN KELVIN-PLANK
TENTANG HUKUM II TERMODINAMIKA

Pada dasarnya perumusan antara Kelvin dan Plank mengenai suatu hal yang sama, sehingga perumusan keduanya dapat digabungkan dan sering disebut : Perumusan Kelvin-Plank Tentang Hukum Ii Termodinamika.
Perumusan Kelvin-Plank secara sederhana dapat dinyatakan sebagai berikut :

Tidak Mungkin Membuat Pesawat Yang Kerjanya
 Semata-Mata Menyerap Kalor Dari Sebuah Reservoir
 Dan Mengubahnya Menjadi Usaha”

Sebagai contoh marilah kita perhatikan proses yang sebenarnya terjadi pada motor bakar dan motor bensin.
-        Mula-mula campuran uap bensin dan udara dimasukkan ke dalam silinder dengan cara menarik penghisap.
-        Kemudian penghisap ditekan, dengan demikian campuran tadi dimampatkan sehingga temperatur dan tekanannya naik.
-        Campuran tadi kemudian dibakar dengan loncatan bunga api listrik. Proses pembakaran ini menghasilkan campuran dengan temperatur dan tekanan yang sangat tingi, sehinga volume campuran tetap (proses isokhorik)
-        Hasil pembakaran tadi mengembang, mendorong penghisap, sedangkan tekanan dan temperaturnya turun, tetapi masih lebih tinggi dari tekanan dan temperatur di luar.
-        Katub terbuka, sehingga sebagian campuran itu ada yang keluar sedangkan penghisap masih tetap ditempatnya.
-        Akhirnya penghisap mendorong hampir seluruhnya campuran hasil pembakaran itu keluar.

PERUMUSAN CLAUSIUS
TENTANG HUKUM II TERMODINAMIKA.

Perumusan Clausius tentang hukum II Termodinamika secara sederhana dapat diungkapkan sebagai berikut :

Tidak Mungkin Membuat Pesawat Yang Kerjanya Hanya Menyerap Dari Reservoir Bertemperatur Rendah Dan Memindahkan Kalor Itu Ke Reservoir Yang Bersuhu Tinggi, Tanpa Disertai Perubahan Lain.

Sebagai contoh marilah kita lihat proses pada lemari pendingin (lemari es) yang bagannya pada gambar di bawah ini.
-         Zat cair di dalam wadahnya pada tekanan tinggi harus melalui saluran yang sempit, menuju ke ruang yang lapang (Avoporator). Proses ini disebut : Proses Joule-Kelvin.
-        Tiba di ruang yang lapang, temperatur dan tekanan zat cair tadi berkurang, dan zat cair juga menguap. Untuk menguap maka zat cair ini memerlukan kalor yang diserap dari reservoir T2 (suhu reservoir dingin = suhu benda yang akan didinginkan).
-        Kemudian uap pada tekanan rendah ini masuk ke dalam kompresor, dimampatkan, sehingga tekanannya dan temperaturnya naik. Temperatur uap ini lebih tingi dari temperatur reservoir T1 (temperatur suhu tingi) dan T1 > T2
-        Di dalam kondensor uap ini memberikan kalor pada reservoir T1. Sebagai reservoir T1 dapat digunakan udara dalam kamar atau air. Zat yang sering dipakai pada pesawat pendingin adalah : Amoniak. Pada proses ini selain pemindahan kalor dari reservoir dingin T2 ke reservoir T1, terjadi pula perubahan usaha menjadi kalor yang ikut dibuang di T1.





KUNCI JAWABAN.
Kalor Jenis Gas.
1. 6,5 x 102 joule/kg 0K
    9,1 x102 J/kg 0K
2. a) 6,2 x 102 J/kg 0K
        1,03 x 102 J/kg 0K
    b) 1,03 x 104 J/kg 0K
        1,44 x 104 J/kg 0K
3. 1,04 x 103 J/kg 0K
4. 3,13 x 102 J/kg 0K
5. 9,73 x 102 J/kg 0K
Hukum I Termodinamika
Untuk Proses Isobarik.
1. W = 0,0671 J;     D U = 2389,7329 J
2. W = 68,3 J;     D U =2,259932 x 106 J
3. a) Q = 6,23775 x105 J
    b) D U = 4,45554 x105 J
    c) W = 1,78221 x105 J
4. a) D U = 20,767 J
    b) W = 9,0668 J
Hukum I Termodinamika
Untuk Proses Isokhorik ( Isovolumik )
1. a) W = 0
    b)
    c)
2.
3.
4. a) W=0
    b)
Hukum I Termodinamika
Untuk Proses Adiabatik.
1. 663 N/m2 ;   1.2620 C;   -4,2 x 104 Joule
2. 2,5 x 106 N/m2 ;   6860 K;
    8,57 x 103 Joule
3. 1,25 x 106 N/m2;   6260 K;
    2,02 x 104 Joule
4. 3 atm
5. 134,07 cmHg
6. 510 C
Penerapan Hukum I Termodinamika.
Siklus.
1. a) W1-2 = 3,28 x 106 joule
        W2-3 = -1,97 x 106 joule
        W3-1 = 0
    b) Q1-2 = 8,23 x 106 joule
        Q2-3 = 0
        Q3-1 = 4,96 x 106 joule
    c) U1-2 = 4,96 x 106 joule
        U2-3 = 0
        U3-1 = 4,96 x 106 joule
2. 2 x 103 joule
3. a) 1-2 Proses adiabatik dan 1-3 proses
         isotermik. Kurva adiabatik lebih
         curam dari pada kurva isotermik.
     b) P2 = P3 = 2 x 10-5 Nm-2
     c) T2 = T1 = 6000 K
     d) V3 = 8 x 10-3 m3
4. a) 0                  b) 1,7 x 104 joule
    c) 1,7 x 104 joule
    d) 0,23 m3
5. a) T1 = 3000 K;     P1 = 105 Nm-2
        T2 = 6000 K;     P2 = 2 x 105 Nm-2
        T3 = 4550 K;     P3 = 105 Nm-2
    b) 52,34 Joule.
Hukum II Termodinamika
Efisiensi Mesin.
1. 470 c
2. 12,5 %;      20 %
3. 44,6 %
4. 93,1 %
5. 900 kalori                  6. 59,4 %

HUKUM I TERMODINAMIKA

KALOR JENIS GAS.
            Suhu suatu gas dapat dinaikkan dalam kondisi yang bermacam-macam. Volumenya dikonstankan, tekanannya dikonstankan atau kedua-duanya  dapat dirubah-rubah menurut kehendak. Pada tiap-tiap kondisi ini panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar satu satuan suhu untuk tiap satuan massa adalah berlainan. Dengan kata lain suatu gas mempunyai bermacam-macam kapasitas panas. Tetapi hanya dua macam yang mempunyai arti praktis yaitu :
- Kapasitas panas pada volume konstan.
- Kapasitas panas pada tekanan konstan.

Kapasitas panas gas ideal pada tekanan konstan selalu lebih besar dari pada kapasitas panas gas ideal pada volume konstan, dan selisihnya sebesar konstanta gas umum          (universil) yaitu :  R = 8,317 J/mol 0K.
cp - cv = R
 cp = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada tekanan konstan.
 cv = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada volume konstan.

Berdasarkan teori kinetik gas kita dapat menghitung panas jenis gas ideal,sebagai berikut:
a. Untuk gas beratom tunggal ( monoatomik ) diperoleh bahwa :
               
b. Untuk gas beratom dua ( diatomik ) diperoleh bahwa :
               
 = konstanta Laplace.

LATIHAN SOAL
1.      Hitunglah kalor jenis gas Oksigen pada volume dan tekanan tetap bila massa molekul gas Oksigen 32 gram/mol.
2.      Hitunglah kalor jenis gas-gas berikut ini pada volume dan tekanan tetap.
a. Gas Neon monoatomik, bila masa molekulnya 2,018 gram/mol
b. Gas Hidrogen diatomik, bila massa molekulnya 2,016 gram/mol
3.      Kapasitas panas jenis Nitrogen pada volume tetap  adalah 7,14 x 102 J/kg 0K. Carilah kapasitas panas jenisnya pada tekanan tetap. Diketahui massa molekul Nitrogen 28 gram/mol dan konstanta umum gas R = 8,317 J/mol0K
4.      Hitunglah kalor jenis gas Argon beratom satu pada volume tetap bila kalor jenisnya pada tekanan tetap 5,23 x 102 J/kg 0K       = 1,67
5.      Hitunglah kalor jenis pada tekanan tetap dari gas Oksida zat lemas beratom dua bila kalor jenisnya pada volume tetap adalah 6,95 x 102 J/kg. 0K dan = 1,4
USAHA YANG DILAKUKAN GAS.

Temodinamika merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari mengenai pengaliran panas, perubahan-perubahan energi yang diakibatkan dan usaha yang dilakukan oleh panas.
1.      Usaha luar ( W ) yaitu : Usaha yang dilakukan oleh sistem terhadap sekelilingnya terhadap sistem. Misalkan gas dalam ruangan yang berpenghisap bebas tanpa gesekan dipanaskan ( pada tekanan tetap ) ; maka volume akan bertambah dengan V.
Usaha yang dilakukan oleh gas terhadap udara luar :
W = p.V

2.      Usaha dalam ( U ) adalah : Usaha yang dilakukan oleh bagian dari suatu sistem pada bagian lain dari sitem itu pula. Pada pemanasan gas seperti di atas, usaha dalam adalah berupa gerakan-gerakan antara molekul-molekul gas yang dipanaskan menjadi lebih cepat.
Energi dalam suatu gas Ideal adalah :     

HUKUM I TERMODINAMIKA.
Dalam suatu sistem yang mendapat panas sebanyak Q akan terdapat perubahan energi dalam (U ) dan melakukan usaha luar (W ).
Q = U + W
Q = kalor yang masuk/keluar sistem
U = perubahan energi dalam
W = Usaha luar.

PROSES - PROSES PADA HUKUM TERMODINAMIKA I.
1.      Hukum I termodinamika untuk Proses Isobarik.
Pada proses ini gas dipanaskan dengan tekanan tetap.
( lihat gambar ).
sebelum dipanaskan              sesudah dipanaskan


Dengan demikian pada proses ini berlaku persamaan Boyle-GayLussac
Jika grafik ini digambarkan dalam hubungan P dan V maka dapat grafik sebagai berikut :
Pemanasan                                             Pendinginan

Usaha luar yang dilakukan adalah : W = p ( V2 - V1 ). karena itu hukum I termodinamika dapat dinyatakan :
Q =  U + p ( V2 - V1 )
Panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu gas pada tekanan tetap dapat dinyatakan dengan persamaan :
Q = m cp ( T2 - T1 )
Pertambahan energi dalam gas dapat pula dinyatakan dengan persamaan :
U = m cv ( T2 - T1 )
Karena itu pula maka usaha yang dilakukan pada proses isobarik dapat pula dinyatakan dengan persamaan :
W =Q - U = m ( cp - cv ) ( T2 - T1 )
m = massa gas
cp = kalor jenis gas pada tekanan tetap
cv = kalor jenis pada volume tetap.


LATIHAN SOAL.
1.      Satu gram air ( 1 cc ) berubah menjadi 1,671 cc uap bila dididihkan pada tekanan      1 atm. Panas penguapan pada tekanan ini adalah 539 kal/gram. Hitunglah usaha luar pada penembakan energi dalam.
2.      1 liter air massanya 1 kg mendidih pada suhu 1000 C dengan tekanan 1,013 x 105 N/m2 diubah menjadi uap pada suhu 1000 C dan tekanan 1,013 x 105 N/m2 . Pada keadaan ini volume uap air adalah 1,674 liter. Carilah usaha luar yang dilakukan dan dihitung penambahan energi dalam. Panas penguapan air 2,26 . 106 J/kg.
3.      Gas Nitrogen yang massanya 5 kg suhunya dinaikkan dari 100 c menjadi 1300 c pada tekanan tetap. Tentukanlah :
a. Panas yang ditambahkan
b. Penambahan energi dalam
c. Usaha luar yang dilakukan.
4.      Satu mol karbon monoksida dipanaskan dari 150 C menjadi 160 C pada tekanan tetap. Bila massa molekul karbon monoksida adalah 28,01 gram/mol                                   cp = 1,038 x 103 J/kg 0K dan g = 1,4

Tentukanlah :
a. Penambahan energi dalam.
b. Usah luar yang dilakukan.

2.      Hukum I Termodinamika untuk Proses Isokhorik ( Isovolumik )
Pada proses ini volume Sistem konstan. ( lihat gambar )
Sebelum dipanaskan.          Sesudah dipanaskan.

Dengan demikian dalam proses ini berlaku Hukum Boyle-Gay Lussac dalam bentuk :
Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka grafiknya sebagai berikut :
Pemanasan                                             Pendinginan
Karena V = 0 maka W = p . V
                                    W = 0 ( tidak ada usaha luar selama proses )
                        Q =  U2 - U1
Kalor yang diserap oleh sistem hanya dipakai untuk menambah energi dalam (U )
Q = U
U = m . cv ( T2 - T1 )


LATIHAN SOAL
1.      Temperatur 5 kg gas Nitrogen dinaikkan dari 100 C menjadi 1300 C pada volume tetap. Bila cv = 7,41 x 102 J/kg 0K , cp = 1,04 x 103 J/kg 0K, carilah :
a. Usaha luar yang dilakukan.
b. Penambahan energi dalam.
c. Panas Yang ditambahkan.
2.      Suatu gas yang massanya 3 kg dinaikkan suhunya dari -200 C  menjadi 800 C melalui proses isokhorik. Hitunglah penambahan energi dalam gas tersebut, bila diketahui       cp = 248 J/kg 0K,   cv = 149 J/kg 0K
3.      Satu mol karbon monoksida dipanaskan dari 150 C menjadi 160 C pada volume tetap. Massa molekulnya 28,01 gram/mol. cp = 1,03 x 103 J/kg. 0 K dan g = 1,40 . Hitunglah penambahan energi dalam.
4.      Gas Ideal sebanyak 2 mol dengan tekanan 4 atsmosfer volumenya sebesar 8,2 liter. Gas ini mengalami proses isokhorik sehingga tekanannya menjadi 8 atsmosfer. Bila diketahui : cv = 3 kal/mol. 0C dan R = 0,08207 liter. atm/mol. 0 C ; tentukanlah :
a. Usaha yang dilakukan.
b. Panas yang ditambahkan.




3. Hukum I termodinamika untuk proses Isothermik.
Selama proses suhunya konstan.
( lihat gambar )
Sebelum dipanaskan.          Sesudah dipanaskan.
Oleh karena suhunya tetap, maka berlaku Hukum BOYLE.
P1 V2 = P2 V2
Jika digambarkan grafik hubungan P dan V maka grafiknya berupa :
Pemanasan                                               Pendinginan
Karena suhunya konstan T2 = T1 maka :
 U = U2 - U1
         = n R T2  -  n R T1  =  0  ( Usaha dalamnya nol )
Kalor yang diserap sistem hanya dipakai untuk usaha luar saja.
ln x =2,303 log x




4. Hukum I Termodinamika untuk proses Adiabatik.
Selama proses tak ada panas yang masuk / keluar sistem jadi Q = 0
( lihat gambar )
 Sebelum proses                Selama/akhir proses
oleh karena tidak ada panas yang masuk / keluar sistem maka berlaku Hukum Boyle-Gay Lussac
Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka berupa :
Pengembangan                                         Pemampatan
Karena Q = 0 maka O = U + W
U2 -U1 = -W
Bila W negatif ( -W = sistem ditekan ) usaha dalam sistem (U ) bertambah. Sedangkan hubungan antara suhu mutlak dan volume gas pada proses adibatik, dapat dinyatakan dengan persamaan :
T.Vg-1 = konstan     atau     T1.V1g-1 = T2.V2g-1